Selamat Datang di Blog HMJ Sosiologi FISIP Universitas Lampung

Minggu, 30 Juni 2013

 
Bagi teman-teman yang mau info beasiswa yang lebih up to date, yuk download aplikasi Beasiswa Indonesia di handphonemu.. [Free Application]



  1. Download GRATIS aplikasi Android BeasiswaIndo di Google Play Store
  2. Download GRATIS aplikasi BB BeasiswaIndo di BlackBerry App World
 

KALENDER AKADEMIK 2012-2013 


Pelaksanaan Ujian Akhir Semester (Genap 2012/2013) 24 Juni s.d 05 Juli 2013.
Pengisian, Perbaikan Nilai Sem Genap 08 s.d 19 Juli 2013
Validasi Perbaikan Nilai Sem Genap s.d. 23 Juli 2013
Libur Akademik 26 Juni s.d 30 Agustus 2013

Pelaksanaan Semester Pendek Tahun 2013 
Pengisian KRS 08 s.d 12 Juli 2013
Pengisian Nilai 02 s.d 03 September 2013
Perubahan Nilai  09 s.d 10 September 2013
Validasi Perubahan Nilai 10 s.d  13 September 2013

Sumber : Siakad.unila.ac.id

Sabtu, 22 Juni 2013

Garuda : Referensi Ilmiah Indonesia

Posted by Unknown On 21.45 1 comment
 
Garuda (Garba Rujukan Digital) adalah portal penemuan/search referensi ilmiah dan umum karya bangsa Indonesia, yang memungkinkan akses e-journal dan e-book domestik, tugas akhir mahasiswa, laporan penelitian, serta karya umum. Portal ini dikembangkan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dikti – Kemdiknas RI.   Portal ilmiah ini banyak memiliki manfaat khususnya sivitas akedemika. Garuda sangat baik dalam menjalankan fungsi dalam melengkapi kurangnya literatur-literatur yang akurat dan teruji kebenaranya. Inovasi berupa kemasan digital sangat banyak membantu, utamanya mempersingkat waktu dalam pencarian literatur resmi baik dari kemdiknas dan perpustakaan nasional.
 
Di dalam portal ini tersedia e-jurnal domestik dan karya-karya ilmiah seperti laporan penelitian, tugas akhir mahasiswa (skripsi, tesis, dan disertasi), patent, prosiding, Standar Nasional Indonesia (SNI), hingga Pidato pengukuhan guru besar para akademisi dan peneliti. Garuda bisa saja menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah nasional. Selain itu diharapkan terjadi kolaborasi penelitian yang bermutu, dan terwujudnya penelitian bertaraf internasional.

Sangat mudah dalam mengoperasikan Garuda untuk mencari journal ilmiah ataupun referensi lain. Langkah pertama, ketik link http://garuda.dikti.go.id, lalu akan muncul halaman utama Garuda. Selanjutnya masukkan query ke kotak pencarian dan klik telusuri. Tidak jauh berbeda dengan Google Search. Namun jauh lebih akurat dalam menjelaskan spesifikasi dari Judul, Penulis, Nama Lembaga/ Universitas dan permalink dari masing-masing universitas. Sehingga setidaknya indikasi copy paste dapat diminimalisir dari jelasnya sumber tulisan. Setelah itu mesin terdapat dua pilihan yakni jika Anda ingin melihat sebatas abstraknya saja atau seluruh isi dari journal ilmiah tersebut.  Jika ingin melihat tulisan lengkapnya Klik saja link yang tersedia dan mesin pencari akan membukakan data yang Anda cari bahkan mungkin Anda butuhkan.

Garuda juga dilengkapi dengan Fiture pencarian domestik dan internasional selain fiture umum. Selain itu menariknya lagi, Garuda memiliki sistem pencarian canggih pula. Dalam satu kali pencarian dapat merangkum judul, subjek, pengarang, penerbit, dan abstrak. Sehingga efektifitasnya cukup baik dalam mencari data yang diinginkan.

Bukan hanya dari keasliannya saja, tapi juga dengan kualitas tulisan dari journal-journal yang tersedia tidak perlu diragukan. Garuda diisi oleh kontributor dari PTN (Perguruan Tinggi Negeri), PTS (Perguruan Tinggi Swasta), Perguruan Tinggi Kedinasan, serta institusi atau lembaga yang bergerak dalam lingkup dunia pendidikan. Saat ini Total keseluruhan kontributor saat ini adalah 36. Jumlah keseluruhan ketersediaan data yang dimiliki Garuda adalah sebanyak 366.632 judul, 360578 abstrak, 349.389 permalink. dan akan terus bertambah sejalan dengan semakin bertambahnya e-jurnal yang mendaftar untuk di indeks di Garuda. 

Cara  mendaftarkan indeks jurnal 
Semua makalah yang diterbitkan di sebuah jurnal/majalah ilmiah  mestinya dapat ditemukan indeksnya di Portal Garuda. Hal ini akan memungkinkan hasil penelitian/pengembangan, makalah dari para kontributor jurnal dapat dijadikan sebagai rujukan peneliti atau penulis lain dalam pengembangan penelitian atau mkalah ilmiahnya.

Portal Garuda menyediakan  2 metode untuk mensubmit indeks suatu jurnal, yaitu :
  1. Cara Manual
Dalam submisi manual ini, pengelola jurnal membuat daftar makalah dari nomor yang belum terindeks. Daftar makalah ini berupa file csv (dengan tab separated field) atau xls dengan kolom field yang telah ditentukan oleh pengelola portal Garuda. Submisi ini dilakukan dengan mengupload file tersebut lewat link  http://jurnal.dikti.go.id/input/upload.html. Pengelola jurnal harus mempunyai login dan password untuk dapat mengupload file. Bagi yang belum mempunyai bisa kontak ke pengelola portal Garuda;
  1. Cara Otomatis
Daftar makalah akan terindeks secara otomatis lewat mekanisme OAI ini. Dalam submisi otomatis ini, pengelola jurnal hanya perlu menyediakan link OAI dari jurnal yang dikelolanya. Kalau jurnal Anda menggunakan Open Journal System (OJS), OAI ini sudah disupport. Kirimkan email ke pengelola portal Garuda kalau Anda bermaksud mengupdate indeks jurnal secara otomatis. Pengelola Garuda  akan meminta alamat OAI dan setelahnya Anda bisa mengecek apakah jurnal telah terindeks au belum.
 
Kedua cara tersebut di atas mensyaratkan bahwa Universitas/lembaga, yang menaungi suatu jurnal, sudah menandatangi surat kesediaan sebagai kontributor di portal Garuda.

Budaya Massa dan Populer

Posted by Unknown On 21.34 No comments
 
Budaya Massa adalah dianggap sebagai milik mayoritas masyarakat tak berbudaya dan tak berpendidikan. Dalam sosiologi, istilah “massa” mengandung pengertian kelompok manusia yang tak bisa dipilah-pilah, bahkan semacam kerumunan yang bersifat sementara dan dapat dikatakan dapat segera mati (bersifat instan). Dalam kelompok manusia yang seperti ini, identitas seseorang biasanya tenggelam. Masing-masing akan mudah sekali meniru tingkah laku orang-orang lain yang “sekerumunan.” Puncak dari tingkah laku mereka akan dilalui, katakanlah maksudnya selesai, apabila secara fisik mereka sudah lelah dan tujuan bersamanya tercapai.

Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan industri produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan pada khalayak konsumen. Budaya massa adalah hasil budaya yang dibuat secara massif demi kepentingan pasar. Budaya massa lebih bersifat massal, terstandarisasi dalam sistem pasar yang anonim, praktis, heterogen, lebih mengabdi pada kepentingan pemuasan selera “dangkal”. Zaman dulu secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa budaya massa adalah simbol kedaulatan kultural dari orang-orang yang tidak terdidik.

Secara umum pengertian massa ditandai dengan :
a. Kurang memiliki kesadaran diri.
b. Kurang memiliki identitas diri
c. Tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
d. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula.
e. Masssa tidak bertindak dengan dirinya sendiri , tetapi dikooptasi untuk melakukan suatu tindakan.
f. Meski anggotanya heterogen , dan dari semua lapisan sosial, massa selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang mengkooptasi mereka .

Contoh:
Pakaian Batik
Batik diletakkan sebagai bagian dari cara penduduk Jawa memproduksi dan mengenakan pakaian, Ia menjelaskan prinsip cara hidup orang Jawa yang ia sebut ”sederhana”, yang bisa memenuhi sendiri semua kebutuhan domestik lingkungannya (sekampung), termasuk berpakaian dengan batik. Sehingga pekerjaan membatik ini sudahlah lama dibuat dan hingga sekarang masih terus berjalan, sehingga demikian, batik bisa disebut istimewa karena mampu bertahan sebagai subkebudayaan Jawa, meski cenderung dideskripsikan oleh Raffles sebagai budaya yang ”sederhana” dan ”tidak menimbulkan daya tarik bagi orang Eropa” Dan batik juga telah ditransformasikan bentuknya dalam hal barang apapun, seperti dijadikan jaket, baju, peralatan rumah tangga dan sebagainya, sehingga budaya yang tadinya primitive, menjadi budaya massa.

Budaya Populer 
Williams (1983) mendefinisikan kata ”populer”menjadi empat penegrtian yaitu (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri. Sedangkan pengertian budaya popular dijabarkan dalam berbagai definisi.

Menurut Ben Agger pemikiran tentang budaya popular dapat dikelompokan menjadi yaitu:
1. Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari.
2.  Kebudayaan popular menhancurkan kebudayaan tradisional.
3.  Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi kapitalis Marx.
4.  Kebudayaan popular merupakan budaya yang menetes dari atas (Burhan Bungin, 2009: 100).

Kebudayaan popular berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang tertentu seperti mega bintang, kendaraan pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan sebagainya. Menurut Ben Agger Sebuah budaya yang akan masuk dunia hiburan maka budaya itu umumnya menempatkan unsure popular sebagai unsure utamanya. Budaya itu akan memperoleh kekuatannya manakala media massa digunakan sebagai penyebaran pengaruh di masyarakat (dalam Burhan Bungin,2009:100).

Contoh:
Korean Pop (K Pop)
Setelah keberhasilan menguasai pasar Indonesia dengan dramanya, Korea pun mulai menguasai Indonesia dengan tampilan musik Korea. Korean Pop (Musik Pop Korea) disingkat K-pop, adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus batas dalam negeri dan populer di mancanegara. Musik pop Korea pra-modern muncul pertama kali pada tahun 1930-an yang dipengaruhi oleh masuknya musik pop Jepang. Tidak hanya budaya pop Jepang, pengaruh musik pop barat mulai menjajah Korea sekitar tahun 1950-an dan 1960-an. Awalnya berkembang musik bergenre “oldies”, kemudian tahun 1970-an, musik rock diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Yong-pil. Muncul kemudian genre musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang. Tahun 1992 merupakan awal mula musik pop modern di Korea, yang ditandai dengan kesuksesan grup Seo Taiji and Boys diikuti grup musik lain seperti Panic, dan Deux. Tren musik ini turut melahirkan banyak grup musik dan musisi berkualitas lain hingga sekarang. Di tahun 2000-an mulai bermunculan artis dengan aliran musik yang berkiblat ke Amerika seperti aliran musik R&B serta Hip-Hop. Mereka adalah MC Mong, 1TYM, Rain, Big Bang yang cukup sukses di Korea dan luar negeri. Selain genre musik sebelumnya bertahan, lahir kembali jenis musik techno memberi nuansa modern.

Sumber referensi :
 (http://www.slideshare.net/andreyuda/media-dan-budaya-populer)


Manusia selalu mengalami perubahan-perubahan selama hidup baik secara individu maupun secara kolektif dalam konteks kehidupan bermasyarakat. (Soekanto, 2006:259). Perubahan dalam berbagai macam sektor yang terjadi pada kelompok masyarakat disebut sebagai perubahan sosial. 
Perubahan sosial mencakup perubahan dalam berbagai sektor, salah satunya mode pakaian  (fashion). Fashion merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat di dunia, dengan berbagai macam jenis dan mode yang terus mengalami dinamika/perubahan. Mulai dari mode-mode yang berkiblat dari dunia timur sampai tren fashion yang diilhami bangsa Barat.

Mode sebagai bagian dari budaya popular, mengalami perkembangan yang cukup pesat ke seluruh dunia dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain media. Salah satu bentuk mode pakaian yang tengah popular saat ini adalah  tren hijab, yang tidak hanya booming di Indonesia namun juga di seluruh dunia. Jilbab (hijab) tak hanya sekedar sebagai penutup kepala akan tetapi kini telah menjadi tren mode yang dapat dijangkau semua lapisan masyarakat.

Tidak hanya tren fashion, lahirnya komunitas dengan basis budaya, kesukuan, etnik, hingga komunitas hobi, gaya hidup, serta komunitas fashion kini menjadi marak. Salah satunya munculnya komunitas hijabers yang menunjukkan contoh adanya kecenderungan pergeseran pada masyarakat postmodern untuk membentuk  komunitas yang sesuai dengan identitas dan pilihan pribadinya.

Komunitas Hijabers adalah komunitas jilbab  kontemporer yang terdiri atas sekumpulan orang yang ingin terlihat sama dalam bergaya dan berbusana. Komunitas ini menginisiasi dan mengembangkan tren baru berkerudung bagi wanita  muslim Indonesia. Perkembangan komunitas ini begitu cepat dan menjamur di beberapa kota besar di Indonesia. Seorang muslimah yang bernama Dian pelangi menjadi ikon seorang hijabers. Seorang anggota komunitas hijabers membangun identitas baru seorang wanita muslim yang mengenakan jilbab namun tetap dapat tampil cantik, stylish, chic, modis serta masih sesuai dengan kewajiban menutup aurat bagi wanita muslim. Komunitas ini lahir dan berkembang karena ditopang oleh anggota-anggota yang memiliki interest yang sama dan identitas yang mereka yakini. Selain itu, bergaul dalam sebuah kelompok atau komunitas mempermudah manusia mengenal jati diri dan memperkuat identitas dirinya di dalam masyarakat.

Seperti yang sudah penulis uraikan diatas, kecenderungan anggota komunitas untuk membentuk pribadi secara kolektif ditujukan untuk menguatkan kepercayaan dirinya. Ini sebuah upaya defence mechanism dari anggota komunitas tersebut. Pengaruh budaya luar dan perkembangan mode dunia mempengaruhi gaya para hijabers. Dalam zaman informasi, perkembangan media massa, media elektronik dan New Media, sangat mempengaruhi perkembangan komunitas ini. Bulan Ramadhan lalu, bisa menjadi potret bagaimana media benar-benar menaikkan pamor hijabers. Tren dihubungkan dengan kebutuhan religius umat Islam pada masa itu, jadilah kebutuhan massa diakomodir oleh media. Komunitas Hijabers begitu diekspos, mulai dari kegiatan mereka, cara memakai jilbab yang trendy, sampai dengan pola pemasaran jilbab yang lagi trend dibahas  dengan begitu menarik. Kehendak media dalam mengkontruksi masyarakat memicu lahirnya tren berjilbab yang stylish. Dampaknya bisa dilihat dari menjamurnya model-model jilbab baru. Para wanita muslim turun ke etalase toko-toko untuk mencari jilbab tersebut. Bulan Ramadhan nampaknya bisa dimanfaatkan untuk strategi bisnis. Media massa memiliki peranan besar dalam perkembangan komunitas ini serta npenyebaran nilai-nilai yang dibawanya. Sisi negatifnya, Budaya konsumeristik pun tak bisa dihindari. defence mechanism defence mechanism

Berbicara tinjauan sosiologis terhadap komunitas Hijabers tak lepas dari gaya hidup dan identitas mereka di tengah masyarakat. Seperti yang saya amati komunitas hijabers ini mempunyai gaya hidup tersendiri ; cara berpakaian, penggunaan bahasa, tempat nongkrong, dan kegiatan komunitas

1. Gaya berbusana yang stylish dan  fashionable
Mereka memiliki gaya berbusana yang berbeda dengan gaya berpakaian muslimah pada umumnya. Anggota komunitas hijabers selalu menampilkan gaya  berjilbab kontemporer yang jauh dari kesan kolot, dan tidak keren. Mereka menampilkan diri mereka sebagai seorang muslimah yang berhijab atau berjilbab namun stylish dan fashionable.

2. Penggunaan Bahasa yang unik
Komunitas Hijabers menggunakan bahasa yang unik dalam berinteraksi. Penggunaan bahasa gaul dikombinasikan dengan teks Arab dan Inggris dalam komunitas Hijabers khususnya Hijabers Moeslem Makassar menjadikan ini sebagai bagian kehidupan mereka ketika berinteraksi.

3. Tempat nongkrong kelas menengah ke atas
Komunitas Hijabers menampilkan gaya hidup kelas menegah keatas yang ditandai dengan budaya nongkrong di tempat-tempat yang dianggap  “prestise” ataupun tempat yang dianggap sebagai representasi tempat gaul anak muda masa kini, seperti Pizza Hut, Mc Donalds, dan Eat&Out.

4. Kegiatan rutin untuk mempererat hubungan antar anggota
Komunitas Hijabers mengadakan kegiatan rutin seperti make-up class, fashion show jilbab, baazaar, pengajian, dll. Program besar seperti fashion show mendatangkan retail jilbab dari butik-butik ternama, Bazaar Hijab, Nonton Bareng dan Pengajian yang mensyaratkan pesertanya menyumbang sejumlah uang yang tidak sedikit.

Sebuah komunitas membutuhkan simbol. Simbol yang dapat diinterpretasikan dalam masyarakat sebagai identitas komunitas. Simbol dalam komunitas juga menyangkut masalah bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa gaul dikombinasikan dengan teks Arab dan Inggris dalam komunitas Hijabers khususnya Hijabers Moeslem Surabaya. Komunitas Hijabers ingin membangun kontruksi bahwa komunitas ini selalu mengikuti perkembangan zaman serta berbasis religiusitas.

Dr. Nur Syam (2005) dalam bukunya Bukan Dunia Berbeda, Sosiologi Komunikasi Islam menjelaskan bahwa gaya berpakaian islami pun telah memasuki paradoks globalisasi. Di satu sisi ingin seseorang ingin menampilkan gaya berpakaian Islam dengan jilbab sebagai tutup kepala, tetapi di sisi lain penonjolan ekspresi tubuh juga tetap kentara dalam hal ini keindahan oleh kasat mata. Jilbab modis yang kontemporer telah menjadi tren yang digemari kalangan perempuan hakikatnya menjadi contoh bekerjanya sistem global paradoks yang sangat menonjol.

Sosiolog Prancis Pierre Bourdieu (Gidden, 2005) melihat kelompok kelas dapat diidentifikasi menurut tingkat mereka bervariasi dari modal budaya dan ekonomi. Ia menilai bahwa individu atau kelompok saat ini tidak lagi membedakan diri menurut faktor ekonomi saja akan tetapi juga menurut selera budaya dan perburuan kesenangan. Menurut Giddens, hal ini ada kaitannya dengan faktor-faktor budaya seperti pola gaya hidup dankonsumsi. Identitas disusun untuk tingkat yang lebih besar sekitar pilihan gaya hidup seperti cara berpakaian, yang makan, cara merawat tubuh seseorang dan tempat untuk bersantai.

Sebuah identitas hadir karena manusia butuh untuk mengkategorisasikan sesuatu. Dengan begitu, identitas sosial juga melibatkan pula ketegori dan menetapkan seseorang ke dalam struktur sosial atau wilayah sosial tertentu. Identitas lahir dari bentuk komunikasi yang komplit. Bahasa tubuh, gaya berpakaian, dan gaya hidup individu menjadi penentu lahirnya pelabelan atas suatu komunitas. Stratifikasi juga terlihat dimana gaya hidup dan pilihan-pilihan busana mencerminkan bahwa mereka berada dalam komunitas kelas atas.

Dengan adanya fenomena komunitas jilbab kontemporer, perlu dijelaskan kepada masyarakat bahwa persepsi dan pemakaian jilbab telah mengalami pergeseran (Shifting). Karena ada upaya untuk mengaktualkan identitas islam itu melalui berbagai tradisi  serta cara berpakaian, dan gaya hidup ini. Pergeseran ini terjadi karena komunitas jilbab kontemporer lebih menekan pada  komersialisasi dan entertaining semata dengan melupakan sisi religiusitas sebuah hijab
.
Berdasarkan uraian diatas menggambarkan identitas mereka yang ekslusif, konsumtif  dan  komersial.
- Identitas yang ekslusif, karena mereka memiliki  image tersendiri serta berupaya membentuk keunikan mereka dengan gaya hidup, penggunaan bahasa, tempat pilihan serta kegiatan rutin tertentu.
- Identiitas konsumtif, karena kebiasaan pilihan-pilihan tempat berkumpul serta bersantai mereka adalah tempat untuk kalangan menengah keatas yang arti tempat dimana segala barang atau makanan yang dijajakan tidaklah murah.
- Identitas komersial, dikarenakan program-program komunitas ini dianggap mengesampingkan sisi religiutas agama dengan menggelar event bergengsi fashion show untuk wanita berjilbab. Kegiatan show off  bukanlah dilandasi nilai religius. Secara ekonomi, untuk menjadi anggota yang aktif dan mengikuti program komunitas Hijabers tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.


Kesimpulan :

Pergeseran nilai pemakaian jilbab masa kini telah bergeser dari sebuah manifestasi perilaku menjalankan tuntunan agama menuju mode atau fashion. Dalam kaitannya dengan budaya populer dan industri budaya, penulis menilai terjadi sebuah pergeseran (shifting) dalam pemberlakuan nilai-nilai agama Islam masa kini terutama dalam perkembangan komunitas Hijabers.

Melihat fenomena komunitas jilbab kontemporer, perlu dijelaskan kepada masyarakat bahwa persepsi dan pemakaian jilbab telah mengalami pergeseran (Shifting). Karena ada upaya untuk mengaktualkan identitas islam itu melalui berbagai  tradisi seperti cara berpakaian, penggunaan bahasa dan gaya hidup. Pergeseran ini terjadi karena komunitas jilbab kontemporer lebih menekan pada komersialisasi dan entertaining semata dengan melupakan sisi religiusitas sebuah hijab

Postmodernisme menguraikan lahirnya suatu tatanan sosial baru dimana kekuatan media massa dan budaya populer kesemuanya mengatur dan membentuk segala macam hubungan sosial. Media mengontruksikan rasa kita akan realitas sosial, maupun rasa kita sebagai bagian dari ini. Lahirnya media massa modern seiring semakin meningkatnya komersialisasi budaya dan hiburan telah menimbulkan berbagai permasalahan, kepentingan, sekaligus perdebatan.

Dalam hubungan era komunikasi massa modern serta kaitannya dengan budaya populer, atas kehendak media pula gaya hijabers ini menjadi gaya nasional masa kini yang kemudian fenomena ini disebut budaya popular untuk fashion. Budaya pop untuk pakaian perempuan berjilbab yang dibawa oleh Hijabers dan digemborkan oleh media massa tentunya memberikan pergeseran makna akan bagaimana gaya busana muslimah atau perempuan berjilbab dahulu dan kini.

Masyarakat postmodern mencari sendiri kebenaran mereka dan mendasari pilihan mereka atas dasar (the ethic of desire) dan mereka beragama atas dasar sebuah pilihan mana ajaran yang mendatangkan perasaan nyaman dan kepuasan psikologis.

Hal ini kemudian menurut penulis menjadi dasar mengapa mudah sekali terjadi pergeseran nilai dan pemaknaan religiusitas dalam Hijab. Dalam perkembangannya, komunitas Hijabers banyak berkembang di wilayah kota besar yang metropolis dan  telah dapat dikategorikan sebagai masyarakat postmodern dengan segala ciri dan pertanda yang sudah penulis paparkan. Sehingga penulis mangajukan tesis bahwa perkembangan komunitas Hijabers juga berkaitan erat secara psikokultural dengan perkembangan masyarakat yang mengarah pada masyarakat postmmodern dan spiritualitas postmodern ini yang menjadi dasar kuat apa yang mereka lakukan.

Pergeseran esensi dalam berhijab, kemudian, bagaimana tinjuan  sosiologis komunitas hijabers dari gaya hidup dan identitasnya ditengah masyarakat serta peran spritualitas postmodern yang menjadi kekuatan personal dalam perkembangan fenomena komunitas Hijabers, penulis semakin yakin dalam konteks interdisiplin ilmu framework kajian budaya, konteks perubahan sosial, infomation age, hubungan industri budaya kapitalis, budaya populer, konsumerime dan masyarakat postmodernisme secara bersama-sama saling menguatkan satu sama lain melanggengkan perkembangan fenomena komunitas Hijabers. Dengan adanya media massa, sosial media, serta ikon tokoh hijabers seperti Dian Pelangi dkk serta myth seorang wanita muslim yang tetap menutup aurat namun stylish dan fashionable menjadi faktor yang saling menguatkan satu sama lain. Pergeseran nilai religiusitas, pertarungan makna, serta budaya konsumtif menjadi konsekuensi hal ini.

Sumber :

[1] http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2184397-pengertian-hijab-dan-keutamaannya/#ixzz2BUiIQVz5 diunduh 25 November/15:00
[2] Prasetia, Heru. "Pakaian, Gaya, dan Identitas Perempuan Islam". Identitas Perempuan Indonesia: Status, Pergeseran Relasi Gender, dan Perjuangan Ekonomi Politik. Desantara Foundation. Depok. November 2010.
[3] http://terserahgwlaah.blogspot.com/2012/04/definisi-jilbab-kerudung-hijab-purdah.html diunduh 25 November/15:18
[4] Ibid.
[5] http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/28/kisah-selembar-jilbab/ diunduh pada tanggal 25 November 2012/ 15:42.
[6] http://Kompasiana.com/sejarah-hijab/ diunduh tanggal 25 November 2012/ 15:30
[7] http://gratisanlounge.blogspot.com/2010/12/sejarah-jilbab-di-berbagai-negara-dan.html diunduh 26 November 2012/ 12:00
[8] http://www.agatossi.com/2012/09/hijabers-community-komunitas-hijaber.html diunduh tgl. 07.12.2012/14:45
[9] http://mimialysa.blogspot.com/2010/12/beauty-in-faith-hijabers-community.html diunduh tgl. 07.12.2012/ 15:09

Kamis, 20 Juni 2013

Silahkan download jadwal Ujian Akhir Semester (UAS) T.A. 2012/2013 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung di bawah ini :


[INFORMASI]

PERPUSTAKAAN NASIONAL MENYEDIAKAN AKSES JURNAL INTERNASIONAL!

Kabar baik bagi seluruh warga Indonesia yang sedang menempuh studi.

Perpustakaan nasional RI telah berlangganan beberapa database jurnal internasional terkemuka untuk berbagai bidang ilmu seperti SAGE, Taylor and Francis, Proquest, Gale-Cengage Learning, @My Library, Ulrichs-Periodicals Directory, EBSCO Host, IGI Global, Westlaw, ISEAS dan ALA Publishing.

Kita hanya perlu mendaftar menjadi anggota Perpustakaan Nasional secara online untuk kemudian dapat mengakses (mengunduh) jurnal-jurnal tersebut DI MANAPUN KITA BERADA.

Caranya mudah :
1. Daftar ke : keanggotaan.pnri.go.id
2. Login ke : e-resources.pnri.go.id (create username and pasword)
3. Perpustakaan Nasional akan mengirimkan email aktivasi akun kita.

Mudah-mudahan program ini dapat dimanfaatkan secara maksimal terlebih krn dibiayai uang rakyat/APBN, dan semoga semakin meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui pendidikan

Silahkan disebarkan seluas-luasnya agar dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan bangsa!
semoga bermanfaat :)

Jumat, 14 Juni 2013

HMJ Sosiologi mengadakan bakti sosial (baksos) di Panti Asuhan Mahmudah Palbes, Kemiling, Bandar Lampung. Kegiatan baksos ini merupakan program kerja dari bidang Pengabdian Masyarakat. Baksos ini dilaksanakan pada Jumat, 14 Juni 2013 Pukul 15.00 WIB. Bantuan yang kami berikan untuk Panti Asuhan Mahmudah yaitu berupa 5 dus baju anak-anak, 1 dus baju orang dewasa, buku tulis 250 buah, sampul 2 pack, pena 12 lusin, pensil 12 lusin, dan tas 3 buah.


Senin, 10 Juni 2013


Jumlah penduduk yang besar merupakan tantangan besar bagi keberhasilan pembangunan, khususnya dalam menbangun keluarga yang harmonis dan masyarakat yang sejahtera.  Oleh karena itu, melalui kegiatan “Bakti Desa” HMJ Sosiologi bidang pengabdian masyarakat FISIP UNILA  ingin mengajak masyarakat, khususnya masyarakat Desa Sidosari Kecamatan Natar  untuk senantiasa mewujudkan dan menerapkan program Keluarga Berencana (KB) dengan mensosialisasikan pentingnya KB pada generasi muda untuk kehidupan yang lebih baik kedepanya, sesuai dengan tema yang di ambil, yaitu  “Wujudkan KB sekarang atau masalah di masadepan”. Kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu 09 Juni 2013 di Balai Desa Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada pukul 15.00 WIB dengan mengundang pemateri dari BKKBN yaitu Ir. Erismon, M.Sos.I. Warga yang datang dalam kegiatan ini cukup banyak yaitu sekitar 49 orang yang terdiri dari beberapa wanita dewasa yang telah memasuki usia kawin, ibu-ibu muda, dan beberapa bapak-bapak.

Adapun tujuan dari diadakannya kegiatan ini yaitu selain untuk menjalin hubungan baik dengan warga Desa Sidosari juga bertujuan untuk membantu permasalahan dalam masyarakat, khususnya masalah kependudukan dan pemenuhan kebutuhan, dan juga untuk membantu meningkatkan kualitas hidup bagi generasi muda. Dan dengan sosialisasi mengenai program KB mungkin masayarakat akan menjadi lebih berpikir mengenai kehidupan kedepannya dan bisa mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Mengenai manfaat, kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya merancanakan kehidupan di masa mendatang agar tidak timbul permasalahan yang lebih berat. Selain itu, masih banyak manfaat-manfaat lain yang dapat di ambil dari kegiatan Bakti Desa ini.

Sabtu, 01 Juni 2013

Manfaat Belajar Sosiologi

Posted by Unknown On 14.54 No comments
Sesungguhnya studi sosiologi sangat penting untuk kita sebagai makhluk social. Kitalah yang menjadi objek kajian sosiologi karena kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita juga sebagai manusia yang berbudaya yang memiliki norma, nilai dan tradisi. Selama hidup, kita senantiasa berinteraksi dengan orang lain dan dalam berinteraksi itu kadang-kadang timbul konflik. Oleh karena itu, sosiologi sebenarnyaberbicara mengenai kita dan masyarakat dimana kita hidup dan berinteraksi.
 
Berikut ini beberapa manfaat mempelajari sosiologi :
  1. Dengan mempelajari sosiologi , kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun (dan terutama) sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
  2. Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat serta dapat melihat “dunia” atau budaya lain yang belum kita tahu sebelumnya.
  3. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami pula norma, tradisi, keyakinan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada tanpa hal itu menjadi alas an untuk timbulnya konflik diantara anggota masyarakat yang berbeda.
  4. Akhirnya bagi kita sebagai generasi penerus mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis dan rasional menghadapi gejala-gejala social masyarakat yang makin kompleks dewasa ini serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi social yang kita hadapi sehari-hari.

  • RSS
  • Facebook
  • Twitter
  • Google Plus
  • Youtube