(Unila): Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politk (FISIP) Universitas Lampung (Unila) menggelar
Seminar Nasional (Semnas) yang mengkaji mengenai kearifan lokal dan
pariwisata berbasis budaya tradisional. Seminar yang bertemakan
“Menggali Kearifan Lokal Untuk Harmonisasi; Upaya Menghidupkan Kembali
Tradisi Dan Budaya yang Tersegmentasi Melalui Pariwisata” ini diadakan
pada Rabu (23/3) bertempat di Gedung D.3.1 FISIP Unila. Hadir sebagai
pemberi materi pada acara tersebut yakni perwakilan dari Kementrian
Kebudayaan Dan Pariwisata (Kemenbudpar) Republik Indonesia (RI), Toto
Sucipto dan Wakil Pemimpin Umum Lampung Post, Djadjat Sudradjat, serta
dimoderatori oleh Ketua Umum HMJ Sosiologi, Mijwad Septiansyah.
Dalam Seminar Nasional tersebut, terkupas habis problema yang
menaungi permasalahan pemeliharaan budaya tradisional yang selama ini
terjadi di banyak daerah di Indonesia. Menurut Toto Sucipto, pihaknya
telah melakukan inventarisasi dan pemetaan budaya tradisional di
sebagian besar daerah di Indonesia. “Untuk mencapai visi Kemenbudpar RI
yakni melestarikan nilai budaya guna mempertahankan jati diri bangsa,
kami melaksanakan program yang sifatnya menggali kearifan lokal. Kami
melakukan riset melalui Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional
(BPSNT) yang bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi (PT) yang
dibiayai pemerintah”, ungkap Toto.
Dia juga menuturkan bahwa selain kegiatan yang sifatnya ilmiah, diadakan
pula beberapa kegiatan yang sifatnya berkaitan dengan revitalisasi
tradisi, semisal Gelar Budaya, Pameran, serta Festival Permainan
Tradisional Anak. “Dari berbagai kegiatan itu kami menyadari bahwa
sejauh ini kearifan lokal merupakan salah-satu solusi atau cara pandang
untuk menyelesaikan masalah kekinian. Di beberapa komunitas lokal,
kearifan lokal masing-masing terbukti dapat meminimalkan persoalan
pemeliharaan lingkungan, pemeliharaan kohesi social, serta pelestarian
budaya. Jika dicermati, kearifan lokal dapat menjadi potensi yang bisa
dikembangkan untuk memajukan industri pariwisata yang dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat setempat”, papar Kepala Unit Pelaksana Teknis
(BPSNT) wilayah Provinsi Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta dan Lampung
itu.
Di sisi lain, Djadjat Sudradjat banyak menjelaskan tentang peran
aktif pemerintah daerah untuk bisa memberdayakan kearifan lokal sebagai
salah-satu cara menciptakan kehidupan masyarakat yang bermartabat.
“Lewat otonomi daerah seharusnya pemda dapat membangun daerahnya lebih
maju dengan memperhatikan kearifan lokal. Di Kabupaten Sragen,
Pemerintah Daerah (Pemda) setempat berhasil membuat pemerintahan menjadi
efektif untuk melayani masyarakat dengan tidak melalaikan nilai budaya
di masyarakat. Di sana masyarakatnya tidak silau akan pengaruh
globalisasi. Semakin global justru dunia semakin lokal (John Naisbitt),
dan Indonesia adalah surga kearifan lokal”, terang Djadjat.
Semnas ini merupakan salah-satu agenda yang termasuk dalam gelaran yang bertajuk “Sosiologi Present".
Selain Semnas, beberapa acara yang menyemarakannya yakni Lomba
Cepat-Tepat, Lomba Mewarnai (untuk sekolah rakyat), Lomba Kabaret, Tari
Kreasi Tradisional, dan Lomba Solo Song. Sosiologi Present berlangsung mulai Rabu hingga Jum’at (23-25/3). Ketua Pelaksana Kegiatan, Dayu Rinaldi mengatakan bahwa Sosiologi Present
adalah sarana menggali bakat kreatifitas dan kajian keilmuan bagi
mahasiswa Jurusan Sosiologi khususnya dan seluruh mahasiswa pada
umumnya.
0 komentar:
Posting Komentar