FENOMENA di lingkungan kampus
menggambarkan bahwa kesadaran mahasiswa membaca buku mulai luntur. Ini bisa
dilihat berbagai kesibukan yang dilakukan mahasiswa saat ini. Mereka lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam
hanya untuk facebookan daripada menghabiskan waktu untuk membaca buku.
Lihat saja banyak di antara mereka yang saat ini
lebih senang membawa laptop atau notebook ketika berangkat ke kampus, hanya
sekadar untuk membuka facebook ketimbang membawa buku untuk dibaca. Ini dikarenakan
banyak di sekitar kampus, baik kampus negeri maupun kampus swasta terdapat area
hotspot, sehingga bisa mempermudah mahasiswa untuk membuka internet dengan
gratis.
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial
yang bisa menghunbungkan orang di mana pun berada. Dengan facebook, seseorang
bisa mencari teman sebanyak-banyaknya atau menulis status, mengomentari
status, bahkan melihat profil lengkap seseorang beserta fotonya.
Perlu Kesadaran Diri
Kelunturan kesadaran membaca buku bagi mahasiswa
memang sudah banyak mendapat kritikan. Banyak dosen mengatakan, rata-rata pengetahuan
mahasiswa sangat minim ketika menyampaikan paparan suatu materi. Hal ini
dikarenakan kurangnya mahasiswa membaca buku.
Menurut saya, ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor :
Pertama, mahasiswa cenderung bersikap malas untuk
membaca buku dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Kedua, mahasiswa lebih senang mengunjungi taman
untuk nongkrong atau facebookan ketimbang mengunjungi perpustakaan.
Untuk mengatasi masalah ini, pertama perlu
pembenahan sikap diri mahasiswa. Sikap malas haruslah dibuang jauh-jauh supaya
tidak menjadi penyakit. Motivasi sangat diperlukan, baik motivasi
internal maupun eksternal. Motivasi internal seperti halnya memotivasi diri
sendiri untuk berubah menjadi lebih baik. Sementara motivasi eksternal bisa
datang dari dosen, senior, teman dan lainnya. Dengan motivasi itu, mahasiswa akan merasa senang
ketika membaca buku, dan akan menjadikan buku sebagai teman dekatnya ketimbang
menghabiskan waktu hanya untuk facebookan dalam aktivitasnya sehari-hari di
kampus.
Dr Aidh bin Abdullah Al-Qarni, dalam bukunya La
Tahzan mengungkapkan tentang manfaat membaca buku. Pertama, dengan sering
membaca, orang mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses
ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan
aplikasinya dalam kehidupan. Kedua, dengan membaca dapat membantu seseorang
untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar
tidak sia-sia
Sumber : suaramerdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar